JAKARTA, GANLOP.COM – Dalam rangka Hari Aktivitas Fisik dan Hari Kesehatan Dunia, Fonterra Brands Indonesia melalui brand Anlene, bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengedukasi dan mendorong masyarakat baik dewasa maupun lansia agar tetap rutin beraktivitas fisik, konsumsi nutrisi seimbang dan deteksi dini. Gaya hidup sehat harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan masa depan dan salah satu upaya untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik melalui bidang kesehatan.
dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI mengatakan, “Menurut WHO, 1 dari 4 orang dewasa dan 3 dari 4 remaja umur 11-17 tahun tidak memenuhi standar aktivitas fisik yang dianjurkan. Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik.”
Dalam situasi pandemi COVID-19 masyarakat dianjurkan menjalani
aktivitas dari rumah saja, hal ini memicu gaya hidup sedentari dan kurang
aktivitas fisik. Kita tahu bahwa gaya hidup sedentari berisiko menyebabkan
penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes, penyakit jantung,
dan lainnya. Meskipun dalam situasi pandemi, perilaku hidup sehat aktif harus
tetap dilakukan karena investasi kesehatan jantung, paru dan termasuk juga
kesehatan tulang, sendi, otot sejak usia dini penting untuk kesejahteraan
secara menyeluruh di setiap tahapan kehidupan.”
dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes menambahkan, “Indonesia berkomitmen untuk mendukung GAPPA (Global Action Plan for Physical Activity) melalui Rencana Aksi Nasional Pembudayaan Aktivitas Fisik dengan target terjadi penurunan jumlah masyarakat di Indonesia yang kurang aktivitas fisik menjadi 28,5 % pada tahun 2035. Upaya ini tentu melibatkan lintas sektor terkait dan tenaga kesehatan yang ada.”
“Sejak tahun 2017, pemerintah Indonesia telah menginisiasi
GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) untuk mendorong masyarakat Indonesia agar
rutin melakukan aktivitas fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, pola makan
gizi seimbang dan deteksi dini penyakit. Untuk melawan gaya hidup sedentari,
disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari 3 sampai 5
kali per minggu. Aktivitas fisik untuk melawan gaya hidup sedentari dapat
dilakukan di mana saja, termasuk saat di rumah saja selama pandemi.
“Dalam upaya meningkatkan aktivitas fisik masyarakat di masa
pandemi , Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI
telah meluncurkan aplikasi SIPGAR untuk melakukan pengukuran kebugaran jasmani
mandiri, program penurunan obesitas melalui Weight Loss Challenge (WLC) serta beberapa
upaya edukasi kelompok olahraga dan masyarakat umum terkait peningkatan
aktivitas fisik melalui webinar, pelatihan bagi tenaga kesehatan secara daring,
sejumlah kompetisi olahraga virtual,senam virtual, dan beberapa rangkaian acara
dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia,” tutup dr. Riskiyana.
dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), mengatakan, “Menurut penelitian, lansia dengan usia ≥60 tahun yang aktif secara fisik, memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, kanker payudara dan prostat, patah tulang, jatuh berulang, cacat ADL (Activity Daily Living), keterbatasan fungsional dan penurunan kognitif. Mereka juga mengalami proses penuaan yang lebih sehat, kualitas hidup yang lebih baik, dan peningkatan fungsi kognitif.1 Dalam penelitian lain menjelaskan bahwa masyarakat yang berolahraga rata-rata 92 menit per minggu atau 15 menit sehari, memiliki penurunan risiko penyebab kematian secara keseluruhan sebesar 14%, dan memiliki harapan hidup 3 tahun lebih lama. Sementara bagi individu yang tidak aktif memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 17%.2 Saat kita melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, jantung akan terpacu untuk membawa oksigen dan nutrisi, serta meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk ke sendi dan tulang. Apabila sirkulasi darah lancar, maka pembagian oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh lebih optimal dan mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh, demi mencapai salah satu pilar utama dari “Sehat, Aktif dan Bahagia” untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik.”
dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR, menambahkan,
“Seseorang harus aktif melakukan aktivitas fisik sejak dini serta konsumsi
asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, sebagai investasi agar tulang cukup padat
dan tetap optimal hingga hari tua. Kurang bergerak (sedentari), kurang latihan
fisik, atau olahraga tidak teratur juga akan mengurangi tekanan pada tulang
sehingga mengurangi pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatkan risiko
tulang keropos atau osteoporosis.”
Rhesya Agustine, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia, mengatakan, “Selama lebih dari 20 tahun, Anlene bersama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PEROSI selalu aktif mengedukasi masyarakat tentang kesehatan tulang, sendi, dan otot, termasuk kampanye ‘Ayo Indonesia Bergerak’ yang diluncurkan tahun 2018 untuk mendukung program pemerintah melawan sedentari. Sejak awal pandemi, Anlene selalu mendampingi masyarakat untuk tetap aktif bergerak di rumah melalui serangkaian kegiatan virtual, baik untuk dewasa maupun lansia. Kegiatan tersebut secara konsisten hingga kini, untuk mengedukasi pentingnya investasi tulang, sendi dan otot sejak dini untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh hingga hari tua.”
“Salah satu implementasi dari kampanye ‘Ayo Indonesia
Bergerak’ untuk meningkatkan gaya hidup sehat aktif untuk dewasa dan lansia
adalah WEBINAR “Persiapan Puasa untuk Lansia” yang diadakan bertepatan dengan
Hari Aktivitas Fisik Sedunia pada 6 April 2021 lalu. Di kesempatan ini, Anlene
bersama dengan Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya melakukan edukasi kepada
masyarakat dewasa dan lansia, mengenai pentingnya menjaga kesehatan tulang,
sendi dan otot dengan melakukan aktivitas fisik bahkan saat sedang berpuasa di
bulan Ramadhan.”
dr. Siti Pariani, MS., MSc., PhD., FISPH, FISCM, Ketua dan Pendiri Komunitas Lansia Sejahtera Surabaya, mengatakan, “Aktivitas fisik dan olahraga penting untuk tetap dilakukan di bulan puasa, untuk mencegah tulang keropos (osteoporosis), membuat tulang menjadi lebih kuat, mengurangi risiko patah tulang, hingga memastikan tulang mendapatkan nutrisi yang baik. Jika tidak melakukan aktivitas fisik, maka kepadatan tulang akan terus berkurang seiring bertambahnya usia, selain itu otot jadi lembek dan kecil dan sendi menjadi kaku karena tidak digerakkan. Aktivitas fisik untuk lansia bisa tetap dilakukan selama berpuasa di bulan Ramadhan dengan intensitas sedang seperti jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga berkebun. Selain melakukan aktivitas fisik, lansia juga dianjurkan untuk hindari stress, bersosialisasi dan berdoa untuk minta perlindungan pada Tuhan Yang Maha Esa.”
Kunci untuk mencegah tulang keropos atau osteoporosis adalah
dengan gaya hidup sehat aktif dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Protein,
kalsium, dan vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, sendi,
dan otot. Semua bisa didapati dari makanan dan minuman sehari-hari seperti daging
ayam dan telur untuk protein tinggi, atau tahu dan segelas susu yang merupakan
sumber kalsium dan vitamin D. Hindari konsumsi alkohol, merokok, atau terlalu
banyak minum kopi dan soda agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru
berlangsung optimal dalam tubuh.
“Anlene sebagai ahli nutrisi tulang berkomitmen untuk
mendukung kesehatan masyarakat Indonesia mencapai salah satu pilar utama dari
“Sehat, Aktif dan Bahagia” untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik. Salah
satunya dengan menyediakan nutrisi susu berkualitas tinggi melalui Anlene
Actifit dan Anlene Gold Plus yang diformulasikan khusus untuk memenuhi
kebutuhan konsumen Indonesia demi kesejahteraan dan kesehatan tulang, sendi dan
otot dan mendapatkan kesehatan secara menyeluruh.
Anlene Actifit mengandung tinggi kalsium, kolagen, vitamin
C, protein, vitamin ABDE, magnesium, dan zat besi. Sedangkan Anlene Gold Plus
mengandung nutrisi tambahan berupa sumber kalium, serat tinggi, dan tanpa gula
tambahan untuk menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah,” tutup
Rhesya Agustine.