JAKARTA, GANLOP.COM - IKEA, perusahaan ritel yang menjual perabot rumah asal Swedia, selalu memiliki komitmen untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang. Salah satu fokus IKEA dari komitmen tersebut adalah untuk mengurangi limbah makanan melalui inisiatif Food is Precious. Untuk mewujudkannya, IKEA Indonesia berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation hari ini meluncurkan program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE).
Kolaborasi ini terbentuk berkat keyakinan yang sama bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Program ini ditujukan untuk mengedukasi anak-anak untuk menghargai makanan, serta tentang pengajaran pengelolaan limbah makanan. Salah satu rangkaian dari program ini adalah peluncuran buku cerita anak-anak berjudul ‘BANA - Si Pisang Berjalan-Jalan’. Buku ini merupakan bentuk nyata dari inisiasi ICCFTE yang disampaikan melalui pendekatan yang menarik untuk anak-anak.
Buku ‘BANA - Si Pisang Berjalan-Jalan’ sendiri bercerita
tentang karakter pisang bernama Bana yang ingin berguna bagi lingkungan
sekitar. Buku ini menggambarkan kisah Bana dan teman-temannya selama perjalanan
hidup sejak dipetik hingga dikonsumsi.
Buku ini diluncurkan dengan harapan agar anak dapat lebih
menghargai setiap makanan agar tidak terbuang sia-sia, serta mengerti akan
pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat
bagi lingkungan sekitar. Buku ‘BANA - Si Pisang Berjalan-Jalan’ dapat diunduh
secara gratis di laman situs IKEA di link berikut dan Greeneration Foundation.
“Kami selalu percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Hal ini yang menjadi semangat kami untuk terus mengedukasi publik tentang pentingnya menghargai setiap makanan dan mengurangi limbah makanan. Kami juga yakin pengetahuan ini harus diajarkan sejak dini, oleh karena itu IKEA Indonesia bersama Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation hari ini memperkenalkan program ICCFTE,” ujar Food Commercial Manager IKEA Indonesia, Ririh Dibyono. “Kami mengajak orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan baik untuk menghargai makanan melalui cara-cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Hal ini juga menjadi salah satu upaya IKEA untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang,” tambahnya.
Layanan IKEA Food telah dinikmati oleh 680 juta pelanggan di
seluruh dunia. Maka dari itu, IKEA mengemban tanggung jawab besar untuk
mengelola limbah makanan dengan tepat. IKEA berupaya untuk mengurangi limbah
makanan berskala industri dengan menggunakan hirarki pengelolaan limbah sebagai
pedoman. Di dalam hirarki pengelolaan limbah tersebut, IKEA fokus pada upaya
pencegahan dan daur ulang. Salah satunya dengan menggunakan teknologi waste
watcher, sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan
yang dihasilkan setiap harinya. Selanjutnya, IKEA akan menganalisa cara terbaik
untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut. Dengan
menggunakan sistem penimbangan ini, IKEA Food berhasil mengurangi limbah
makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan tahun 2019 hingga 2020.
Sebagai tambahan, IKEA Food bersama Waste4Change juga secara
aktif mengelola limbah makanan yang dihasilkan dari dapur untuk menghindari
limbah makanan berakhir di TPA dengan mengolah kembali menjadi sumber energi
lain seperti kompos. Tahun ini, bersama dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration
Foundation, IKEA Indonesia berinisiasi untuk menjangkau anak-anak dalam edukasi
limbah makanan dengan program ICCTFE.
Dalam program ICCFTE ini, IKEA menggandeng Greeneration
Foundation, organisasi non-profit yang fokus pada pemanfaatan media kreatif dan
adaptif dalam mengubah perilaku manusia untuk menerapkan konsumsi dan produksi
berkelanjutan di Indonesia. “Kami percaya kesadaran akan limbah makanan baik
diajarkan oleh orang tua kepada anak sejak usia sedini mungkin. Oleh karena
itu, kami sangat senang mengetahui ada perusahaan seperti IKEA yang memiliki
kepedulian yang sama. Lewat ilustrasi yang menarik dan pesan yang mudah
dimengerti dalam buku cerita anak ‘BANA - Si Pisang Berjalan-jalan’, kami yakin
perilaku anak akan perlahan berubah, dan mereka akan lebih menghargai makanan
yang mereka konsumsi,” jelas Head of Program Division Greeneration Foundation,
Muhammad Fahrian Yovantra.
Berbagi visi dan misi yang sama dengan IKEA dalam
menciptakan kehidupan yang berkelanjutan, Kedutaan Besar Swedia juga percaya
bahwa perubahan dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan anak-anak sekalipun.
“Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga
manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas kami. Merupakan suatu
kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia untuk dapat turut andil dalam program
ICCFTE. Kami pun sadar bahwa edukasi akan lingkungan penting untuk dipelajari
sejak dini. Oleh karena itu, kami bangga dapat memperkenalkan buku cerita anak
‘BANA - Si Pisang Berjalan-jalan’ ke orang tua dan anak Indonesia,” ucap
Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Natasha
Kindangen.
Selain peluncuran buku, IKEA dan Greeneration Foundation
juga akan mengajak masyarakat dan komunitas lokal untuk mengikuti acara virtual
workshop, yang bertujuan untuk mengenalkan anak-anak pada isu limbah makanan
dan cara penyelesaian sederhana.