JAKARTA, GANLOP.COM – Prevalensi miopia (disebut pula rabun jauh atau mata minus) terus meningkat. Pandemi COVID-19 memberi pengaruh pada penambahan kasus miopia. Eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics, meluncurkan layanan terbaru Myopia Control Care yang menghadirkan penanganan mata minus secara menyeluruh berdasarkan tingkatan kebutuhan pasien.
JEC menjadi institusi kesehatan mata pertama di Indonesia yang memiliki sentra khusus miopia. Tersedia perdana di Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, layanan terbaru JEC ini menawarkan pilihan tindakan perawatan dan penanganan miopia yang ekstensif, dari terapi hingga tindakan koreksi berbasis laser (lasik).
“Di samping genetik, faktor risiko miopia lainnya adalah
gaya hidup. Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 mengubah perilaku masyarakat.
Aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, sementara kelekatan terhadap gawai
berlayar semakin tinggi. Anak-anak belajar jarak jauh secara daring, sedangkan
kelompok dewasa juga bertumpu pada gadget untuk bekerja dan bersosialisasi.
Artinya, semua kalangan usia semakin berpotensi terserang miopia,” papar Dr.
Gusti G. Suardana, SpM(K), Ketua Layanan JEC Myopia Control Care.
“JEC melalui Myopia Control Care memudahkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan penanganan miopia secara menyeluruh. Dengan
demikian, mereka bisa memperoleh perawatan yang tepat berdasarkan kondisi
miopia yang diderita, serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing.”
Bukan saja saja membuat penderitanya tak nyaman ketika
beraktivitas, jika tidak segera diatasi, miopia bisa menyebabkan komplikasi
lanjutan seperti mata malas, katarak, glaukoma, dan retina lepas. Bahkan,
sampai kebutaan. Karenanya, gejala miopia yang terkesan remeh (antara lain:
sering memicingkan mata saat melihat, kesulitan memandang jauh ketika
berkendara, sering mendekatkan mata ke layar TV atau ponsel, mata terasa lelah
dan tegang, serta kerap mengucek mata) patut diwaspadai. Pemeriksaan mata
secara berkala (minimal 6-12 bulan sekali) menjadi kunci.
“Myopia Control Care mengedepankan integrasi antar sub-spesialis mata di JEC. Artinya, pemeriksaan dan penanganan terhadap pasien, baik yang sudah menderita miopia ataupun berpotensi mata minus, meliputi seluruh aspek mata. Dari sisi teknologi, layanan ini juga diperkuat alat diagnostik termutakhir: Pentacam® AXL, yang mampu mengukur seluruh data organ mata, seperti panjang bola mata, keadaan kornea dan ketebalan lensa,“ jelas Dr. Damara Andalia, SpM selaku Wakil Ketua JEC Myopia Control Care.
“Dengan gabungan expertise dan teknologi JEC, melalui
layanan Myopia Control Care, pasien akan mendapatkan pilihan dan rekomendasi
tindakan lanjutan yang cermat guna mencegah progresivitas miopia mereka.”
JEC Myopia Control Care menawarkan layanan dari tahapan
awal: konsultasi dan screening mata secara komprehensif, hingga langkah-langkah
treatment berdasarkan tingkatan kebutuhan dan usia (anak-anak hingga dewasa).
Mulai pemberian vitamin, terapi obat tetes mata, anjuran penggunaan kacamata
yang terkustomisasi, terapi lensa kontak (Ortho-K, RGP Lens, Scleral Lens),
sampai koreksi refraksi dengan LASIK/ReLEx® SMILE.
“Pasien miopia mempunyai beragam pilihan penanganan untuk
mengatasi kondisinya. Tentunya, pilihan penanganan didasarkan pada level miopia
serta didahului dengan pemeriksaan yang mendalam. Contohnya, terapi Atropin
0,01%, bisa membantu menghambat perkembangan mata minus pada anak-anak usia di
bawah 15 tahun. Ada juga, terapi lensa kontak khusus Ortho-K yang dikenakan
pada malam hari untuk membantu pasien terbebas dari penggunaan kacamata selama
aktivitas keesokan harinya. Ortho-K dapat digunakan pada semua usia, sejak usia
5 tahun sekalipun. Sementara, LASIK/ReLEx®️
SMILE - yang membutuhkan waktu tindakan hanya beberapa detik,3 disarankan bagi penderita minus tinggi berusia
di atas 18 tahun,” tambah Dr. Damara Andalia, SpM.
Myopia Control Care telah beroperasi mulai 1 Februari 2021,
bertepatan dengan hari jadi JEC ke-37. Untuk mengakses layanan ini, pasien
(existing ataupun baru) cukup menghubungi JEC melalui 0804 122 1000, WhatsApp
0877 2922 1000, atau jec.cloud@jec.co.id untuk pemeriksaan secara online via
JEC @ Cloud.
“Gangguan refraksi, termasuk miopia, menjadi salah satu
faktor terbesar penyebab kebutaan di Indonesia. Sejak 1984, JEC telah konsisten
menjaga kesehatan mata masyarakat Indonesia dan berkontribusi aktif mengurangi
kebutaan di Tanah Air. Hadirnya sentra penanganan miopia pertama di Indonesia,
Myopia Control Care, semakin menegaskan kesungguhan kami untuk meneruskan
komitmen tersebut,“ tutup Dr. Johan A. Hutauruk, SpM (K), Presiden Direktur
JEC.