JAKARTA, GANLOP.COM – Sebagai bagian dari rangkaian program
CSR “Baby Happy, Keluarga Happy”, Baby Happy, popok sekali pakai dari Wings
Care hari ini menggelar webinar “Bangkit & Menghebat di Era New Normal
(Kesehatan, Parenting dan Pendidikan).
Hal merupakan bentuk kepedulian Baby Happy terhadap situasi masyarakat di Indonesia yang tengah beradaptasi dengan kebijakan pola hidup normal baru dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas normal, namun dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Situasi tersebut memberikan beragam dampak, baik pada pemulihan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi keluarga Indonesia yang memiliki anakanak. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk memiliki strategi dalam menghadapi tantangan yang ada khususnya dalam lingkup keluarga.
Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings
Group Indonesia) mengatakan “Popok Baby Happy memahami kebutuhan keluarga Indonesia
khususnya anak batita yang harus tetap terpenuhi meskipun masih di masa sulit
seperti saat ini. Melalui program webinar series dalam kampanye Baby Happy, Keluarga
Happy, kami berharap orangtua khususnya para Ibu dapat lebih mengetahui peran
dirinya demi menjaga ketahanan keluarga serta pentingnya memperhatikan
kesehatan anak dan imunisasi di masa pandemi. Selain itu, kami juga berharap
materi yang disampaikan oleh para narasumber dapat menginspirasi keluarga
Indonesia untuk menerapkan pola asuh yang lebih baik demi tumbuh kembang anak
yang optimal di tengah keterbatasan masa pandemi.”
Lebih lanjut Julie menambahkan bahwa dalam pendampingan ini popok Baby Happy turut menggandeng beberapa partner termasuk Ketua PKK dan kepala pemerintahan setempat sebagai narasumber. Seperti halnya Atalia Praratya Kamil selaku Ketua Penggerak PKK Jawa Barat yang dalam kesempatan ini membawakan edukasi berupa tips untuk menjadi wanita tangguh dalam menjalani hari-hari masa pandemi Covid-19 dan Airin Rachmi Diany selaku Walikota Tangerang Selatan yang membagikan program pemerintah yang tengah dijalankan demi menguatkan peran wanita dalam keluarga di tengah pandemi Covid-19 ini, terlebih dalam hal pengasuhan dan pendampingan balita.
Menjadi Guru Bagi Anak di Rumah
Tidak hanya membahas mengenai pendampingan anak-anak dalam
kegiatan sehari-hari, Popok Baby Happy juga menyoroti pentingnya pendidikan
bagi anak usia dini. Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si selaku Guru Besar
Bidang Gizi dan Pangan & Pakar PAUD dari Himpaudi menyebutkan bahwa setiap
manusia lahir ke dunia dengan seluruh sel otak yang jumlahnya bisa mencapai
lebih dari 100 triliun sel tergantung dari kualitas kehamilan, namun hal ini
baru dapat berfungsi hanya dengan stimulasi.
“Para orang tua khususnya Ibu harus memahami bahwa usia 0-2
tahun merupakan masa krusial pada anak karena apabila sel otaknya tidak
tersambung atau terstimulasi dengan baik maka terjadilah fase penghapusan sel
otak atau yang lebih dikenal dengan istilah use it or loose it. Hal ini ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas stimulasi karena setiap detik terjadi 1,684 juta
sambungan sel otak. Sedangkan, untuk kualitas stimulasi terkait pada aspek
perkembangan atas apa saja yang distimulasikan pada anak dengan cara yang tepat
atau tidak,” tambah Prof. Netti.
Lebih lanjut Prof. Netti membagikan tentang beberapa hal
yang harus diperhatikan orang tua demi keberhasilan keberlangsungan pendidikan
anak usia dini. Menurutnya, anak sedari dini harus dilatih berpikir kritis atau
“critical thinking”, ini disebabkan karena terlalu banyaknya informasi yang
masuk di era digital seperti sekarang, sehingga anak terlatih untuk memilah
informasi mana yang berguna, mana yang tidak. Selain itu anak juga harus
dilatih untuk berpikir kreatif dan mengembangkan kemampuan kognitif agar memiliki
daya juang lebih, terlebih di era pandemi seperti ini.
Selain nutrisi gizi, orang tua dihimbau untuk tidak lupa
memberikan nutrisi hati kepada anak agar anak tidak memiliki trauma atau luka
masa kecil yang bisa dibawa hingga dewasa nanti. Para orang tua terutama Ibu pun
harus paham pola komunikasi yang baik dan benar dengan anak karena itu juga
merupakan aspek stimulasi yang penting pada anak usia dini.
“Jangan takut untuk mulai mendaftarkan anak pada fasilitas pendidikan
sejak usia 2 tahun, sedini mungkin agar dapat mengembangkan karakter dan life
skill. Guru dapat membuat rencana kegiatan pembelajaran, orang tua dapat
mengimplementasikan rencana kegiatan dari rumah,” jelas Prof. Netti.
Anak Sehat, Keluarga Bahagia
Baru-baru ini dalam jurnal JAMA Pediatrics disebutkan bahwa
anak-anak di bawah 5 tahun atau balita dapat membawa materi genetik Covid-19 10
hingga 100 kali lebih tinggi dalam nasofaring mereka dibandingkan anak yang
lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak juga ternyata memiliki resiko
komplikasi yang lebih besar bila terpapar Covid-19, terutama bagi mereka yang
memiliki kondisi kronis bawaan, seperti penyakit imun atau obesitas.
Melihat kondisi tersebut, tentunya para orang tua perlu
ekstra hati-hati dalam memerhatikan kondisi kesehatan keluarga terutama
anak-anak di masa pandemi ini. Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A yang merupakan
Dokter Spesialis Anak RS Hermina Jatinegara pada kesempatan ini menyampaikan
bahwa menjaga kesehatan anak terbaik adalah dengan memberikan nutrisi adekuat
agar mencapai status gizi yang baik sehingga daya tahan tubuh dapat terpacu
secara optimal.
“Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus lebih aware
dengan urusan kesehatan jiwa raga seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak
yang daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Untuk itu diperlukan
nutrisi adekuat yang mencukupi kebutuhan zat gizi yang diperlukan anak
sehari-hari. Satu lagi yang penting yaitu imunisasi. Jangan sampai karena anak
tidak divaksin, begitu pandemi selesai, maka muncul wabah infeksi lain yang
seharusnya bisa dicegah oleh imunisasi. Jangan lupa untuk cek rekomendasi vaksinasi
anak usia 0-18 tahun yang telah diperbaharui tahun 2020 lalu oleh IDAI,” jelas
Dr. Kanya.
Lebih lanjut Dr. Kanya menjelaskan, pada masa awal pandemi
ketika kita harus beraktivitas di rumah saja termasuk bersekolah dan bekerja,
jumlah pasien dan kunjungan ke poli anak sangat jauh berkurang. Di sisi lain,
jumlah pasien sehat yang datang untuk diimunisasi jauh meningkat. Orang tua
tidak perlu khawatir pergi ke fasilitas kesehatan untuk mengimunisasi anaknya,
karena faskes pada umumnya telah membedakan lokasi dan waktu untuk pasien sehat
dan pasien sakit, dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Bagi orang tua yang masih harus keluar rumah untuk bekerja,
jangan lupa untuk terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti
melepas sepatu di luar rumah, meletakkan barang bawaan di wadah terbuka, masuk
kamar mandi, lepas pakaian dan masker kain lalu segera rendam dengan sabun
cuci. Setelah itu, segera bersihkan diri dengan mandi, keramas, sikat gigi,
berkumur, dan cuci hidung.
Setali tiga uang dengan pernyataan sebelumnya, Dude Harlino, Brand Ambassador Baby Happy juga membagikan pengalaman tentang pentingnya kekompakan orangtua dalam menghadapi semua tantangan yang ada di masa pandemi ini, termasuk tantangan dalam menjaga dan mendidik anak.
“Bagi saya, urusan rumah tangga dan mengurus anak tidak
hanya menjadi urusan Ibu. Para Ayah di rumah pun harus turut andil mendukung
pekerjaan rumah tangga bersama Ibu, termasuk bila harus perlu mengganti popok
si bayi. Dengan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja, kita jadi lebih memanfaatkan
waktu lowong untuk quality time bersama keluarga. Saya sangat salut dan
mengapresiasi Baby Happy yang tidak berhenti untuk mengingatkan peran ayah
dalam parenting, sejak beberapa tahun lalu. Itu selalu saya terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Saya juga terus memerhatikan jadwal imunisasi anak agar
tidak menciptakan wabah penyakit baru. Jangan takut untuk pergi ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan, yang penting lakukan protokol kesehatan yang ketat,”
jelas Dude.
Baby Happy juga akan melanjutkan rangkaian programnya ke Tangerang Selatan, Bogor dan berakhir di Jakarta pada April mendatang. Tidak hanya memberikan pendampingan melalui program edukasi ini, Baby Happy juga menyalurkan bantuan secara langsung berupa popok bayi kepada pemerintahan dan partner setempat.