GANLOP.COM - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan R.A. Anita Noeringhati mengingatkan warga perlu meningkatkan disiplin penggunaan masker berkualitas dalam menghindari virus covid-19. Meskipun Sumsel sudah memulai vaksinasi Sinovac seminggu terakhir ini, namun peningkatan insiden kasus positif masih membayangi provinsi ini.
Anita menyampaikan pesan soal pentingnya aspek pencegahan dalam kesempatan distribusi 5 juta masker medis di 20 wilayah Indonesia, yang saat ini sedang menyambangi wilayahnya. Peluncuran misi kemanusiaan yang dilaksanakan oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Aice Group dilaksanakan di Gedung Rapat Paripurna DPRD Provinsi Sumsel, Kota Palembang pada Selasa (26/1/2021) sore.
“Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan atas terus
meningkatnya status positif covid-19. Korelasi kepadatan, mobilitas penduduk
dan kedisiplinan dalam melakukan physical distancing berkorelasi sangat tinggi
dengan kondisi penularan ini. Kami dari DPRD dan Pemprov Sumsel mengapresiasi
misi bagi masker medis yang dilakukan ke masyarakat rentan penularan di
kalangan grassroot. Mudah-mudahan ini akan menahan laju penularan virus,” kata
Anita.
Seperti diketahui sebelumnya, Pemprov Sumsel telah
mendistribusikan hampir 60 ribu dosis vaksin ke unsur tenaga kesehatan (nakes)
dan unsur pejabat publik di berbagai wilayahnya. Tinggal tersisa sekitar 24
ribu dosis yang akan kembali didistribusikan dalam tahap pertama vaksinasi ini.
Pihak Pemprov Sumsel sendiri melalui Sekretaris Daerah Nasrun Umar ikut menegaskan tentang pentingnya penggunaan masker berkualitas dan pelaksanaan Protokol Kesehatan 3M dalam menghindarkan diri, keluarga dan masyarakat sekitar dari penularan virus berbahaya ini.
“Prokes 3M sudah menjadi keniscayaan bagi kita semua di masa
pandemi ini. Wajib hukumnya bagi kita semua untuk menjaga diri kita, keluarga
terdekat dan masyarakat sekitar dari resiko penularan virus mematikan ini,”
jelas Nasrun.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Sumsel Giri
Ramanda Kiemas juga menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya insiden
kasus positif covid-19 di Sumatera Selatan. Menurutnya, masih tingginya
aktivitas ekonomi dan sosial di Sumsel menyumbang probabilitas penularan.
Berbeda dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
menyebabkan adanya pembatasan waktu aktivitas Pulau Jawa dan Bali, Sumsel masih
menjalankan aktivitas dan mobilitas masyarakat yang tinggi.
Giri mengajak semua pihak kompak menjalankan sinergi proses
pencegahan lewat Prokes yang ketat dengan langkah pemulihan ekonomi di
masyarakat Sumsel. Langkah GP Ansor dan Aice Group dalam menghimpun para
pemangku kepentingan dalam membagikan masker medis Aice-SHIELD ke masyarakat
bawah yang rentan tertular dan berdaya beli rendah akan melahirkan efektivitas
dalam melawan virus berbahaya ini.
"Penggunaan Masker medis berkualitas adalah jawaban
atas kompleksitas kegiatan ekonomi masyarakat yang tinggi mobilitas dan
persinggungan fisik. Konsekuensi dari pelaksanaan ekonomi kerakyatan adalah
bagaimana kita secara kolektif mengurangi transmisi virus mematikan di
masyarakat luas itu sendiri. Terlebih lagi kita punya komposisi sektor informal
yang besar dalam ekonomi kita,” jelas pria yang juga berlatar belakang ekonom
ini.
Senada dengan legislatif dan eksekutif Sumsel, Juru Bicara sekaligus Brand Manager Aice Group Sylvana mengatakan bahwa perusahaannya telah sepakat bersama KSP dan GP Ansor dalam mengupayakan program persistens dalam melawan virus covid-19 di Indonesia.
Aice menilai setidaknya ada dua kunci sukses keberhasilan
yang saling mempengaruhi dalam upaya tersebut. Menurutnya, imunitas masyarakat
suatu daerah dalam melawan virus korona sangat ditentukan oleh adanya integrasi
kepemimpinan yang tegas dengan partisipasi tinggi masyarakat menjalankan
Prokes.
Sylvana mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan
menghindari kondisi perburukan pandemi yang sudah terjadi di berbagai wilayah
Pulau Jawa. Keterlambatan upaya pencegahan akan bisa berlanjut dalam kondisi penuhnya
rumah sakit. Tentunya hal ini akan secara massif meningkatkan angka pengidap
dan kematian pasien.
“Keterbatasan fasilitas rumah sakit dan tingginya jumlah
kematian Dokter dan Nakes yang cukup tinggi harus kita waspadai. Kita perlu
bersama-sama dengan sekuat tenaga membatasi penularan. Aice Group berharap misi
kemanusiaan 5 juta masker medis ini akan memperkuat langkah vaksinasi yang
sedang berjalan. Mudah-mudahan 2021 akan menjadi tahun terakhir pandemi untuk
bangsa kita,” harap Sylvana.
Penguatan Nakes dan Masyarakat Rentan Korona
Dalam peluncuran distribusi 150 ribu masker Aice-SHIELD ini,
Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Sumatera Selatan Ahmad Zarkasih mengatakan
bahwa misi kemanusiaan organisasinya bersama produsen es krim nasional Aice
adalah gerakan lintas kelompok masyarakat. GP Ansor, Aice dan KSP melibatkan
semua elemen masyarakat dari semua suku, agama maupun kelompok profesi di
Sumsel.
Menurutnya, misi kemanusiaan yang telah berjalan sejak April
saat pandemi baru melanda Indonesia menempatkan diri di garda depan yang riil
memperkuat titik terlemah infrastruktur dalam melawan virus jahat ini. Kelompok
masyarakat paling rentan tertular menjadi titik fokus utamanya.
GP Ansor, Aice dan kalangan dokter dan Nakes sudah melakukan
banyak langkah perbaikan sejak awal pandemi di Indonesia. Pada April tahun
lalu, Aice dan GP Ansor mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) yang kala
itu sangat langka di kalangan Nakes. Ansor dan Aice Group masuk ke belasan
rumah sakit di wilayah Jabodetabek, Rembang dan Wisma Atlet untuk mengantarkan
APD dan sejuta es krim untuk Nakes.
Saat itu, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang belum
lama masuk Kabinet sebagai Menteri Agama mengatakan bahwa Ansor akan berada di
garda depan dalam memperbaiki kondisi negeri saat pandemi ini. Pria yang kerap
dipanggil Gus Yaqut ini memerintahkan Ansor dan Banser untuk memperkuat
perlindungan keselamatan nyawa Nakes dengan APD yang lengkap.
Selain itu, sejuta es krim Aice juga didistribusikan GP
Ansor dan Aice ke kalangan dokter dan Nakes. Ia meyakini es krim akan
menimbulkan keceriaan di kalangan Nakes yang sudah lelah jiwa dan raganya saat
awal pandemi tersebut.
Zarkasih menjelaskan bahwa GP Ansor Sumsel akan memfokuskan
150 ribu masker medis SHIELD kali ini untuk memperkuat pertahanan diri beberapa
kalangan masyarakat yang paling rentan tertular virus. Profesi penggali kubur,
petugas sampah, Pedagang Kaki Lima, Ojek Online, santri, guru, dan kyai menjadi
beberapa kalangan yang akan didahulukan menerima cukup masker medis berkualitas
ini.
“Masker medis ini adalah ikhtiar kuat kami bersama banyak
pihak dalam melawan virus ini.
Ikhtiar kita membangun ketangguhan bangsa di jaman pandemi.
Insya Allah dengan koalisi bersama yang konkrit, kita bisa saling mawas diri
dan saling memperkuat. Insya Allah bangsa ini akan makin kuat dan rekat dalam
menjalani cobaan, Amin,” harap Zarkasih.
Total 20 Juta Masker Medis Diproduksi Aice untuk Misi Kemanusiaan
Masker medis Aice-SHIELD diklaim Aice dan GP Ansor telah
memiliki spesifikasi dan kualitas sangat baik. Masker medis berbahan kualitas
tinggi hanya diproduksi oleh Aice Group untuk kepentingan non komersial. Dalam
keterangan lisan dan di kemasannya, masker medis SHIELD telah memiliki
sertifikasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Selain 5 juta masker medis yang didistribusikan ke kalangan
masyarakat luas di 20 kabupaten dan kota, Aice juga membagikan 15 juta masker
lainnya ke masyarakat lewat jaringan penjual es krim Aice di masyarakat.
Saat ditanyai media tentang penggerakan distribusinya,
Sylvana menjelaskan pada saat ini Aice telah memiliki lebih dari 250 ribu
jaringan warung atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjual es
krim produksinya. Produsen es krim yang dikenal dekat dengan masyarakat
berbagai kalangan dan memiliki harga terjangkau oleh semua level masyarakat ini
memiliki jaringan pemasar yang kuat di masyarakat.
Hal ini menjadikan pemasar warung tradisional yang ada di
seantero Nusantara membuat edukasi pencegahan korona menjadi lebih efektif dan
mampu menjangkau berbagai kalangan masyarakat bawah.
Produsen es krim yang berpabrik di Mojokerto, Bekasi dan
yang segera beroperasi di Sumatera Utara ini, mengatakan 100 persen masker ini
diproduksi di dalam negeri. Sejak awal pandemi, Aice telah mampu memproduksi
sendiri SHIELD di pabrik Aice Mojokerto.
Sylvana mengatakan bahwa gerakan pentahelix melibatkan semua
anak bangsa yang peduli atas cobaan yang sedang dialami semua pihak.
Misi kemanusiaan GP Ansor dan produsen es krim Aice ini
sendiri merupakan aksi bersama Pemerintah Pusat melalui KSP dan berbagai
Pemerintah Daerah dengan mengedepankan peranan komunitas masyarakat.
Yang menarik, gerakan ini menitikberatkan peran dari
organisasi dan tokoh di masyarakat, akademisi, dan dukungan swasta, serta
komunikasi yang efektif melalui media massa.
“Aice bersama dengan banyak stakeholder di 20 kota sedang
mendistribusikan 5 juta masker ini. Kami terus bergerak bersama dan tidak akan
menyerah melawan covid. Kuantitas yang cukup dan edukasi disiplin penggunaan
masker berkualitas, ditambahi dukungan dan kearifan lokal dari para tokoh agama
dan budaya menjadi kunci gerakan kita bersama ini,” kata Sylvana.
Terakhir, Sylvana menjelaskan bahwa gerakan masker ini
didasari niat kuat banyak pihak yang ingin menghindarkan masyarakat dari bahaya
droplet mengandung virus. Terutama saat aktivitas sosial dan ekonomi yang makin
meningkat saat ini. Droplet bervirus ini dapat muncul di dalam batuk, bersin
dan cairan yang muncul dalam kegiatan percakapan berjarak dekat.
“Aice memproduksi masker medis dalam jumlah sangat besar
untuk menekan penularan virus di masyarakat. Visi kemanusiaan akan selalu
menjadi bagian dari proses bisnis Aice. Bukan hanya memberikan keceriaan lewat
es krim yang berkandungan baik seperti Aice Susu Telur, misalnya, tapi juga
dengan aktivitas riil ratusan ribu UMKM penjual Aice membagikan kebaikan dalam
jutaan masker medis Shield ini,” tutup Sylvana.