JAKARTA, GANLOP.COM - Ninja Xpress, sebagai mitra UKM, terobsesi dengar dan memahami berbagai tantangan serta harapan para UKM lokal yang bisnisnya terkena imbas pandemi COVID-19, dengan meluncurkan Laporan “Suara UKM Negeri 2020” bekerja sama dengan Markplus, dengan metode survey CATI kepada 400 UKM di Indonesia.
Pandemi COVID-19 tahun ini sangat memukul sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Menurut laporan Suara UKM Negeri 2020, sebanyak 64% usaha kecil dan menengah terkena dampak negatif akibat COVID-19. Sementara itu, berdasarkan data dari Kemenkop UKM, UKM memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sekitar 61,1%. Terhambatnya bisnis UKM tentu saja berimbas kepada turunnya perekonomian nasional.
“Sebagai mitra UKM, Ninja Xpress sejak awal telah
menjalankan berbagai program dukungan pengembangan kapasitas UKM untuk
mendorong keberlanjutan bisnis mereka selama pandemi. Kami terobsesi mendengar
suara UKM negeri agar dapat berinovasi menghadirkan program yang tepat guna dan
tepat sasaran. Laporan ini kami harapkan dapat menjadi acuan tidak hanya bagi
Ninja Xpress, tetapi mitra UKM lainnya agar melakukan penyesuaian dengan
kebutuhan serta permintaan yang ada di lapangan,“ tutur Ignatius Eric Saputra,
Country Head Ninja Xpress.
Responden didominasi oleh usaha mikro dengan volume
pengiriman yang relatif rendah dibawah 250 pengiriman per bulan (79%), dan 97%
memiliki channel online.
Pemilik usaha mikro sebagian besar adalah generasi milenial
yang berdomisili di Jabodetabek dan Bandung dengan rata-rata pendapatan kurang
dari 300 juta Rupiah (93%). Jika dipilah berdasarkan sektor bisnis, responden
kebanyakan memiliki usaha di bidang fesyen, tekstil, dan aksesoris (58%),
kuliner (15,3%), perawatan kulit dan kosmetik (8%), serta kesehatan (6,5%).
“Laporan ini mencakup berbagai macam tantangan yang dihadapi
UKM lokal di tengah pandemi dan masa kenormalan baru khususnya dalam isu
finansial, promosi, distribusi, dan pengembangan SDM yang penting untuk disimak
oleh akselerator UKM,” ujar Nadya Prasetyo, Head of Automotive Transportation
and Logistics Industry dari Markplus Inc.
Hasil survei menunjukkan 57% UKM mengalami masalah bisnis
paling utama dalam penurunan persentase daya beli konsumen. Daya beli
menyiratkan daya beli pelanggan yang secara tidak langsung membuat pendapatan
bisnis menurun, dan masalah ini terjadi hampir di semua lini industri.
Membahas masalah keuangan, dari seluruh responden, 60%
mengalami penurunan pendapatan, dan 50% memiliki kendala keterbatasan modal
untuk menjalankan usahanya. Sedangkan dalam isu logistik, sejak pemberlakukan
peraturan PSBB, 45% UKM mengeluhkan waktu pengiriman menjadi lebih lama, dan
21% merasakan tantangan biaya pengiriman yang jadi semakin mahal.
Fakta menarik lainnya terkait pengembangan SDM, 40% UKM
belum menyadari betapa pentingnya pengembangan SDM bagi bisnis mereka di tengah
krisis pandemi yang terjadi.
“Kontribusi UMKM sangat besar bagi perekonomian negara,
penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total 120,5 juta tenaga kerja. Sektor
usaha mikro merupakan sektor usaha paling lincah di industri, dapat beradaptasi
dengan cepat dengan permintaan pasar. Kondisi ini membuat pengusaha-pengusaha
membutuhkan bimbingan dari para pelaku usaha di industri digital dari berbagai
sektor untuk membantu mereka, mentransfer ilmu yang aplikatif, agar
bersama-sama mampu mendongkrak kembali perekonomian nasional secara
menyeluruh,” ungkap Luhur Pradjarto selaku Staff Ahli Bidang Hubungan Antar
Lembaga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Suara UKM Negeri: Cuplikan Harapan atas Dukungan Eksternal
Untuk mengatasi beberapa masalah ini, pelaku UKM
mengharapkan bantuan yang tepat dari pihak eksternal. Dalam hal pemasaran, 57%
UKM mengharapkan bantuan untuk melakukan promosi menggunakan iklan
Facebook/Instagram dan 56% menginginkan bantuan penggunaan influencer untuk
mempromosikan produknya.
Terkait bantuan finansial, 51% UKM mengharapkan bantuan
berupa tambahan modal atau pinjaman modal usaha, dan 38% pemilik UKM dalam
sektor fesyen menyatakan bahwa mereka butuh pinjaman modal usaha berbunga
rendah.
Sedangkan dari sisi distribusi, dikarenakan banyaknya bisnis
yang mengandalkan layanan online, ternyata 57% UKM mengharapkan diskon
pengiriman dari layanan kurir langsung untuk konsumennya.
Tentu saja yang paling menarik adalah fakta bahwa hampir
semua UKM mengharapkan bantuan pendampingan percepatan bisnis untuk
mengembangkan sumber daya manusianya.
Program pelatihan dengan sistem mentoring adalah yang paling populer
(53%). Jenis bantuan ini paling banyak dicari oleh industri kuliner dan
perawatan pribadi. Strategi pemasaran serta keuangan menjadi topik terpopuler
untuk program pelatihan.
“Di bisnis saya, ada Customer Service 6 orang dan sewaktu
lockdown, harus bener-bener cepet muter otak gimana cara menangani situasi ini.
Bikin landing page juga harus beda, lebih relevan. Materi yang saya dapatkan
melalui Program Aksilerasi sangat membantu, saya berharap kedepannya
pelatihannya lebih dalam lagi tidak hanya untuk desain dan materi promosi, tapi
juga bagaimana branding serta menyampaikannya dengan baik dan tepat.”, jelas
Nirwana pemilik usaha RumahVintage.id yang merupakan salah satu peserta Program
Aksilerasi tahun 2020.
Dari jabaran fakta-fakta di atas, Ninja Xpress akan
berinovasi dalam menyesuaikan program dukungan kepada UKM terutama melalui
Program Aksilerasi yang kedepannya akan dikemas menjadi lebih tepat guna dan
tepat sasaran, serta menjangkau lebih banyak UKM di seluruh pelosok negeri.
“Program Aksilerasi selanjutnya akan dilaksanakan pada tahun
2021 dengan menjangkau lebih banyak UKM di Indonesia. Di samping itu, kami
berharap kolaborasi masif antar lembaga dapat terus berjalan dan berkembang
agar dapat mendorong upaya percepatan ekonomi nasional, sehingga mendukung
pertumbuhan ekonomi digital sesegera mungkin”, tutup Andi Djoewarsa, CMO Ninja
Xpress.
Tidak hanya itu, Ninja Xpress dengan obsesi untuk
mengantarkan sukses bagi UKM negeri juga ingin menginspirasi serta mengajak
akselerator UKM lain untuk dapat mendengar suara UKM negeri ketika
memformulasikan program-program dukungan UKM yang akan mereka jalankan di masa
mendatang.
“Berangkat dari semangat yang sama dengan Ninja Xpress,
sebagai penggiat UKM saya ingin mengajak akselerator lainnya untuk bersama-sama
menciptakan kolaborasi yang masif dalam mendorong kebangkitan UKM lokal.
Ujung-ujungnya, gerakan ini dapat mendukung program pemerintah dalam upaya
percepatan ekonomi nasional dan memacu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
sesegera mungkin,” tutup dr. Tirta, penggiat UKM yang dinobatkan sebagai
presiden UKM Indonesia oleh Ninja Xpress.