GANLOP.COM - Flourish Ventures, sebuah perusahaan modal ventura global dengan investasi portofolio di Indonesia dan seluruh Asia, hari ini merilis laporan baru yang mengevaluasi bagaimana pekerja independen atau gig worker dalam ekonomi informal Indonesia, seperti para pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, penjual online, penyedia jasa rumah tangga, dan kurir pengiriman, mengatasi pandemi COVID-19.
Sebagian besar dari mereka telah terkena dampak yang besar, 86% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka berkurang. Laporan Indonesia Spotlight August 2020, yang mencakup respons survei dari 586 pekerja independen atau gig worker di Indonesia, adalah edisi ketiga dari seri laporan Flourish yang dinamakan The Digital Hustle: Gig Worker Financial Lives Under Pressure.
Flourish adalah investor modal ventura global yang berfokus
pada investasi Fintech tahap awal, yang membantu orang mendapatkan peluang
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan finansial mereka.
Temuan-temuan pentingnya antara lain:
• Jumlah pekerja independen atau gig worker di Indonesia
dengan penghasilan lebih dari Rp 3 juta per bulan (US $200) mengalami penurunan
yang tajam, dari 43% pada bulan Maret 2020 ke hanya 5% pada bulan Juni/Juli
2020. Selain itu, terdapat lonjakan besar dalam jumlah pekerja independen atau
gig worker dengan penghasilan kurang dari Rp 1 juta ($70), dari 8% pada bulan
Maret 2020 ke 55% pada bulan Juni/Juli 2020.
• 74% responden sangat khawatir tentang COVID-19. Pekerja
independen atau gig worker lebih khawatir tentang dampaknya pada mata
pencaharian mereka (52%) daripada pada kesehatan mereka (14%).
• Pekerjaan yang memerlukan interaksi tatap muka lebih
terkena dampaknya. 71% penyedia layanan kesehatan di rumah (seperti mereka yang
menawarkan jasa pijat di rumah), 65% pengemudi berbagi tumpangan atau
ridesharing, dan 55% pengemudi pengiriman telah kehilangan penghasilan. Penjual
online dan pekerja rumah tangga lainnya, seperti asisten rumah tangga, tidak
terlalu terkena dampaknya.
• Tidak ada perbedaan penghasilan antara jenis kelamin.
Laporan menunjukkan bahwa pria dan wanita sama terpengaruhnya oleh penurunan
ekonomi akibat COVID-19 di Indonesia. Di negara-negara lain yang disurvei
sebagai bagian dari seri The Digital Hustle, kaum wanita lebih terkena
dampaknya.
• Pekerja independen atau gig worker di kota-kota besar
paling terkena dampaknya. 63% responden kehilangan penghasilan, dibandingkan
dengan 49% di kota-kota yang lebih kecil.
• Pekerja independen atau gig worker di Indonesia hidup
dalam tekanan. Hampir 60% responden mengatakan bahwa jika mereka kehilangan
sumber penghasilan utama mereka, mereka tidak akan dapat mencukupi pengeluaran
rumah tangga mereka dalam satu bulan tanpa meminjam uang.
“Dalam penurunan ekonomi akibat pandemi COVID-19, pekerja independen atau gig worker telah secara signifikan terkena dampaknya dan mereka tetap rentan mengalami kesulitan dalam hal finansial,” kata Tilman Ehrbeck, managing partner di Flourish.
“Ekonomi dengan sistem pekerja independen atau gig worker
memungkinkan jutaan pekerja dalam sektor informal Indonesia, yang secara
historis kurang diperhatikan oleh industri finansial, meresmikan mata pencaharian
mereka dan menjadi lebih terhubung ke keuangan digital. Kami melakukan riset
ini untuk memahami bagaimana perusahaan Fintech dapat dengan lebih baik
melayani para pekerja independen atau gig worker ini, serta individu dan usaha
kecil yang rentan mengalami kesulitan, selama krisis ini dan di masa
mendatang.”
Menemukan Cara-Cara Baru untuk Mengatasi
Laporan Flourish juga berisi pertanyaan bagaimana pekerja
independen atau gig worker di Indonesia menyesuaikan diri dengan krisis
COVID-19, dan jawabannya:
• Di antara 66% dari mereka yang mengurangi konsumsi,
konsumsi makanan merupakan pengeluaran utama yang mereka kurangi.
• 61% responden menemukan pekerjaan baru atau pekerjaan
tambahan, sebagian besar melalui platform digital, seperti penjualan ritel
online atau pekerjaan berdasarkan permintaan.
• Hampir 40% berencana untuk mencari pekerjaan baru dalam
bulan-bulan mendatang. Peluang bagi Fintechs Meskipun secara langsung khawatir
tentang krisis COVID-19, para pekerja independen atau gig worker di Indonesia
juga fokus pada masa depan.
• Menabung demi masa depan merupakan tujuan nomor satu
jangka pendek dan jangka panjang pekerja independen atau gig worker. 81%
responden sangat mengkhawatirkan kemampuan mereka menabung untuk usia tua
nanti.
• Keamanan yang terutama – secara spesifik, risiko tidak
mampu bekerja. Sebagian besar responden sangat khawatir tentang bagaimana jika
mereka tidak mampu bekerja apabila mereka jatuh sakit atau terlibat dalam
kecelakaan (66%), atau jika telepon atau mobil mereka rusak (59%).
• Pekerja independen atau gig worker lebih gelisah tentang
kebutuhan uang tunai jangka pendek daripada pendanaan jangka panjang. 63%
responden sangat khawatir tentang apakah mereka memiliki cukup banyak uang
tunai untuk melakukan pekerjaan mereka, dibandingkan dengan hanya 32% yang
khawatir tentang akses ke pendanaan aset.
“Pandemi menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pekerja independen atau gig worker di Indonesia, serta kemampuan beradaptasi mereka dan dorongan kewirausahaan mereka dalam menghadapi kesulitan,” kata Smita Aggarwal, global investments advisor di Flourish.
“Walaupun pekerja independen atau gig worker telah
menunjukkan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi krisis ini, kami percaya
terdapat peluang yang berarti untuk platform kerja independen dan Fintechs guna
memenuhi kebutuhan finansial pekerja yang belum terpenuhi, dan membantu likuiditas
jangka pendek, perlindungan penghasilan, serta resiliensi jangka panjang.”
Metodologi Survei
Flourish bermitra dengan perusahaan riset 60 Decibels dan
perusahaan perintis untuk pekerja independen atau gig worker, Sampingan, untuk
melakukan survei online terhadap 586 pekerja independen atau gig worker pada
bulan Juni 2020. Panelnya mencakup 221 pengemudi berbagi tumpangan atau
ridesharing, 191 penyedia jasa rumah (seperti asisten rumah tangga atau ahli
kecantikan), 109 penjual online, dan 65 kurir pengiriman.
Untuk melihat laporan lengkapnya dan mengakses data yang
mendasarinya, buka: https://flourishventures.com/perspectives/the-digital-hustle-gig-worker-financial-lives-underpressure-indonesia-spotlight-2020/
Sebagai bagian dari The Digital Hustle: Gig Worker Financial
Lives Under Pressure, Flourish mulai melacak pengalaman pekerja independen atau
gig worker di seluruh dunia pada bulan Mei 2020. Flourish menerbitkan edisi
Brazilnya pada bulan Juni 2020, dan edisi Afrika Selatan pada bulan Juli 2020.