JAKARTA, GANLOP.COM - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga hari ini meresmikan peluncuran Kelas Inkubasi Sispreneur yang ditujukan bagi kalangan perempuan pelaku usaha mikro. Program kolaborasi Kemen PPPA dengan PT. XL Axiata Tbk (XL Axiata) ini bertekad menghubungkan perempuan pelaku usaha mikro hingga akhir 2020 dengan teknologi digital.
Sasaran perempuan pelaku usaha mikro dalam program Sispreneur adalah 200 perempuan pelaku usaha mikro binaan Kemen PPPA. Dalam hal ini, Kemen PPPA mendapatkan dukungan dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan, yaitu Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Kapal Perempuan, dan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA).
“Usaha mikro merupakan jenis usaha yang dapat bertahan dan
mampu menyelamatkan ekonomi kita pada krisis moneter pada 1997-1998, sehingga
saya yakin, UMKM di Indonesia berpotensi untuk kembali menyelamatkan pemulihan
ekonomi akibat pandemi yang melanda saat ini dengan memanfaatkan akses
teknologi, go-online, dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru. Melalui
adaptasi dengan teknologi dan pemanfaatan e-commerce, perempuan penggerak
pelaku usaha mikro berpotensi menguasai pasar dan terus memperbesar kontribusi
ekonomi bagi bangsa. Melalui kesempatan ini, saya perlu mengingatkan bahwa
perempuan melek digital adalah sebuah keharusan,” ujar Menteri Bintang pada
Webinar Strategi dan Peluang Bagi Perempuan Pelaku Usaha Mikro Go-Digital
sekaligus Peluncuran Kelas Inkubasi Sispreneur.
Menteri Bintang mengatakan tidak hanya dari segi
populasinya, potensi dan peran perempuan dalam sektor ekonomi sangatlah besar.
Misalnya, 99,99 persen usaha di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) (Kemenkop dan UKM, 2017-2018). Selain itu, berdasarkan survei dari Bank
Dunia (2016), lebih dari 50 persen usaha mikro dan kecil dimiliki oleh
perempuan.
“Peserta yang terpilih mengikuti program ini akan
mendapatkan pembinaan secara gratis, baik secara konseptual, maupun praktek
untuk mengembangkan usaha secara mandiri dan konkret. Selain itu, mereka juga
mendapatkan peluang untuk memperbesar jaringan pemasaran produk, serta
memperluas cakupan pasar dan meningkatkan mutu serta kualitas produknya
sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menjual produknya, baik lintas
provinsi maupun hingga keluar negeri. Ini bukanlah mimpi. Di era seperti ini
peluang sangat terbuka luas,” tambah Menteri Bintang.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini yang
turut mendampingi Menteri Bintang saat peluncuran secara virtual mengatakan
melalui program tersebut, para perempuan pelaku usaha mikro akan mendapatkan
bimbingan untuk mengembangkan bisnis kecil dengan memanfaatkan teknologi
digital.
“Perempuan dan UMKM merupakan pihak-pihak yang paling
terdampak secara ekonomi dan sosial selama masa pandemi Covid-19. Karena itu,
program kelas inkubasi ini menjadi sangat relevan untuk kami selenggarakan saat
ini agar dapat membantu di dua sisi sekaligus, yaitu sisi perempuan sebagai penggerak
ekonomi keluarga dan UMKM yang dikelolanya agar bisa menopang ekonomi keluarga
dan menggerakkan ekonomi di lingkungan sekitarnya,” tutur Dian Siswarini.
Dian menambahkan, teknologi digital menawarkan kesempatan
kepada siapa saja untuk mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Bagi para
perempuan pelaku usaha mikro, teknologi digital akan memungkinkan mereka untuk
menembus pasar yang lebih luas, yang hampir mustahil bisa dijangkau jika tidak
online. Teknologi digital sekaligus akan mempermudah mereka melakukan promosi
produk/jasa secara lebih massif melalui kolaborasi dengan para penyedia
platform e-commerce/marketplace.
Kelas Inkubasi akan dilaksanakan secara online, menyesuaikan
dengan protokol kesehatan. Ada tiga hal pokok mendasar yang diajarkan. Pertama,
product ready, yaitu membangun pola pikir seorang perempuan pelaku wirausaha
(womenpreneur) menyangkut pengembangan usaha secara nyata, baik dari sisi
manajemen keuangan, hingga pemilihan produk. Kedua, market ready, yaitu
mendidik para perempuan pelaku usaha mikro untuk bisa memastikan kualitas
produk sesuai dengan target market yang disasar. Ketiga, digital and
marketplace ready, mengajarkan para perempuan pelaku usaha mikro cara
menggunakan channel promosi agar bisa lebih menjual seperti di platform media
sosial, serta didukung juga oleh Bukalapak sebagai marketplace yang berkomitmen
untuk mendukung kelangsungan bisnis UMKM tanah air, para peserta akan dibimbing
dalam berjualan melalui marketplace, serta produk-produk perempuan pelaku usaha
mikro yang telah mengikuti program Sispreneur ini akan dipromosikan dan
mendapatkan fitur push promotion.
Para peserta Kelas Inkubasi berdomisili tersebar di 4
(empat) provinsi, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Bali, dan Nusa
Tenggara Barat. Mereka juga merupakan pelaku usaha mikro yang selama ini memang
belum online. Mereka memiliki produk atau jasa antara lain makanan dan
kerajinan tangan. Lalu juga para peserta mendapatkan starter pack/sim card XL
Biz secara gratis dengan benefit Paket Data 5 GB, Unlimited Call & sms ke
sesama XL, 30 Menit + 30 Sms ke operator lain, Unlimited WA, Line, free akses
Facebook & Instagram sebesar 1 GB, dan Pulsa sebesar Rp 5.000.
Diluncurkan pertama kali pada 23 April 2015, Sisternet kini
memiliki lebih dari 26 ribu anggota. Untuk terus meningkatkan nilai manfaat
bagi kaum perempuan Indonesia, Sisternet menjalin kerja sama dengan berbagai
komunitas dan organisasi perempuan, juga dengan banyak pegiat sosial di
berbagai daerah. Selain itu, Sisternet juga aktif bekerja sama dengan sejumlah
instansi pemerintah, selain dengan Kemen PPPA juga dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perhubungan, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kementerian Kesehatan.