JAKARTA, GANLOP.COM – Selama pandemi Covid 19, Pedagang Grosir dan Eceran FMCG (Fast Moving Consumer Goods) menjadi salah satu pelaku bisnis yang terkena dampak karena adanya pembatasan fisik yang menimbulkan kendala terhadap rantai suplai produk-produk FMCG. Dampak ini perlu diatasi karena produk-produk FMCG termasuk di dalamnya kebutuhan bahan pokok tetap sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Menjawab kebutuhan itu, GudangAda, perusahaan startup yang bergerak di bidang aplikasi jual beli online pedagang grosir dan eceran FMCG B2B Indonesia menghadirkan solusi bagi para pedagang tradisional FMCG di era digital.
“Di masa pandemi ini, GudangAda juga hadir sebagai solusi
atas kendala rantai pasok FMCG akibat pandemi Covid-19 yang membantu menjaga
ketersediaan produk FMCG untuk pemenuhan produk kebutuhan masyarakat
sehari-hari dan lebih lanjut membantu para pedagang terdampak karena
terbatasnya suplai akibat pembatasan fisik, sehingga dengan menggunakan
GudangAda bisnis mereka tetap terjaga selama pandemi,” ujar Stevensang, Founder
of GudangAda.
Kelangsungan aktivitas para pedagang tradisional memiliki
peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data
Euromonitor International 2018, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan
Filipina berbelanja di toko kelontong. Dari nilai pasar ritel senilai Rp7,5juta
triliun, sebanyak Rp 6,85 juta triliun atau sekitar 92 persen diantaranya
merupakan transaksi di toko kelontong.
Namun, di saat ini ada beberapa kendala yang mereka hadapi. Kendala tersebut diantaranya biaya logistik yang tinggi dan kesulitan mendapatkan barang laku tepat waktu, terutama akibat dari pandemi Covid 19 yang terjadi. Dengan demikian, penting untuk memastikan pemenuhan suplai sampai ke warung-warung sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam mengakses barang dan tentu mencegah instabilitas harga.
Researcher at Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan, “Sebaiknya para pedagang
tradisional ini tetap mengambil peluang-peluang di tengah pandemi agar tetap
eksis dan tidak terkena dampak lebih lanjut dari pandemi. Salah satunya, dengan
memanfaatkan teknologi dan digitalisasi. Di era digital, kegiatan transaksi
online menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambat digitalisasi
bisnis ini pasti akan terjadi dan akan dilakukan. Maka, peran B2B e-commerce
maupun marketplace menjadi penting dalam membantu para pedagang tradisional
untuk dapat memanfaatkan teknologi, dimana hal ini sejalan dengan himbauan
pemerintah untuk melakukan konversi ke digital di masa pandemi untuk mengatasi
masalah pada rantai suplai”. Digitalisasi mampu mengatasi hambatan pada sisi
supply chain sehingga kendala pelaku usaha ritel konvensional dapat lebih mudah teratasi.”
Lebih lanjut disampaikan oleh StevenSang, founder GudangAda bahwa tujuan didirikannya GudangAda yaitu untuk menyediakan sebuah platform dengan berbagai fitur yang dapat mendukung para pedagang tradisional FMCG untuk dapat bersaing di era digitalisasi. “Kami memiliki visi dan misi mendukung dan memberdayakan para pedagang tradisional FMCG agar dapat bertahan dan bahkan berkembang di masa pandemi ini dengan menyediakan solusi bisnis berbasis teknologi dengan prinsip Faster, Cheaper, Smarter, Bigger,” tambah Stevensang.
GudangAda sangat menyadari kendala yang dihadapi oleh para
pedagang tradisional dalam digitalisasi bisnis ini, maka GudangAda juga
menghadirkan solusi dengan pendekatan yang berbeda.
“Sebagai aplikasi berbasis digital, GudangAda tetap
mengombinasikan penggunaan human touch dalam melakukan edukasi dan pendampingan
di masa awal pengenalan agar pedagang tradisional FMCG dapat terbantu dalam
mengadopsi digitalisasi. Untuk menjalankan fungsi tersebut, kami memiliki lebih
dari 600 orang di tim Business Development kami yang tersebar di 500 kota lebih
di Indonesia yang siap mengedukasi para pedagang,” ungkap Imelda Scherers, Sr.
VP Marketing & Commercial of GudangAda.
Edukasi dan pendampingan ini menjadi hal penting, dimana ketika pedagang menjadi member GudangAda, para pedagang akan diberi pengetahuan mengenai digitalisasi bisnis sehingga mereka akan terbantu dalam memastikan ketersediaan stok tokonya, melalui transaksi yang lebih cepat dan bisa mendapatkan harga terbaik. Hingga saat ini, jumlah member GudangAda sudah mencapai lebih dari 150.000 pedagang grosir dan eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Pedagang tradisional FMCG yang menggunakan aplikasi
GudangAda dapat menjadi penjual dan pembeli. Pendaftaran untuk menjadi member
juga sangatlah mudah. Setelah mendownload aplikasi GudangAda, maka dapat
menghubungi customer service kami melalui fitur chat atau direct message di
official Facebook dan Instagram GudangAda, atau mengirimkan whatsapp ke
customer service kami di 0819-600-9999 untuk dibantu proses verifikasi” ujar
Imelda.
Selain itu, pedagang tradisional FMCG yang berbelanja
melalui aplikasi GudangAda dapat menggunakan opsi GudangAda Logistik. Hal ini
mendukung kebutuhan mitra serta mempertegas komitmen untuk mendukung physical distancing
yang dicanangkan pemerintah.
Dukungan GudangAda terhadap pedagang tradisional FMCG selama
pandemi Covid-19 juga dibuktikan dengan program GudangAda berbagi ratusan ribu
masker kain gratis yang bertujuan melindungi para pedagang FMCG dan memutus rantai
penyebaran virus. Program ini merupakan bentuk kepedulian GudangAda terhadap
pedagang FMC yang setiap hari masih harus melayani dan berinteraksi dengan
banyak pembeli sehingga cukup beresiko terkena paparan virus. Sejak awal
pandemi hingga sekarang, GudangAda juga tidak henti-hentinya mengingatkan
mereka untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, dan tetap menjaga jarak
salah satunya dengan beralih ke transaksi online.