Sampoerna Academy sebagai sekolah intercultural yang
menawarkan pendidikan holistik dari jenjang prasekolah hingga menengah atas
dengan pendekatan kurikulum internasional yang disesuaikan di setiap tingkatan
(IEYC, Cambridge dan IBDP) yang didukung metode pembelajaran STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts dan Mathematics), mempunyai kiat khusus untuk
memastikan standarisasi kualitas tetap terpenuhi dan siswa tetap antusias
belajar layaknya di sekolah melalui metode Virtual Schooling.
Frida Dwiyanti selaku Primary Principal - L’Avenue Campus
Sampoerna Academy mengatakan, “Selama virtual schooling dijalankan, kami
memprioritaskan tiga aspek utama agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik
serta meminimalisir dilema orang tua saat membantu siswa virtual schooling;
yang pertama dengan memperhatikan aspek infrastruktur, kedua dengan
memperhatikan metode pengajaran agar anak tetap engaged dengan fokus pada
STEAM, di mana Sampoerna Academy melihat bahwa sekolah bukan hanya untuk
mengajarkan ilmu akademik tetapi juga membentuk 5C (Critical Thinking,
Communication, Collaboration, Creativity dan Character) serta yang ketiga
memastikan peran keterlibatan orang tua,” jelas Frida.
Lebih lanjut mengenai teknologi infrastruktur, Frida
menambahkan bahwa virtual schooling dilengkapi dengan Google classroom dan
school dashboard untuk memonitor proses belajar mengajar di tiap kampus yang
tersebar di beberapa lokasi, hingga memonitor berapa lama durasi mengajar.
“School dashboard ini memudahkan proses pengulangan pelajaran di mana segala
bentuk pembelajaran daring akan selalu direkam dan dikirimkan kepada siswa dan
orang tua. Tim IT kami pun selalu tanggap apabila ada permintaan bantuan
mengenai teknologi ini,” imbuh Frida.
Tak hanya itu, Sampoerna Academy konsisten mengedukasi dan
melibatkan siswa melalui metode pembelajaran STEAM selama virtual schooling.
Metode pembelajaran STEAM mencakup disiplin Sains, Teknologi, Teknik
(Engineering), Seni (Arts), dan Matematika. Melalui metode tersebut, para siswa
diasah berpikir secara kritis, dengan belajar memecahkan dan menelaah masalah
dengan alat-alat teknologi dan strategi belajar kolaboratif yang kreatif, menyenangkan
dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Di Sampoerna Academy, metode ini
membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang seutuhnya. Mereka tumbuh
menjadi cerdas, berkemampuan sosial dan komunikasi yang baik.
Lebih lanjut, dengan metode STEAM yang juga erat kaitannya
dengan pembelajaran abad 21 ini, para orang tua diajarkan bagaimana membuat
aktivitas bersama anak saat kebijakan #DiRumahAja digaungkan Pemerintah. Dalam
virtual schooling, para orang tua diminta untuk terlibat aktif dalam mendorong
anak bertanya, bekerja bersama anak yaitu terlibat dalam aktivitas anak,
mengajarkan anak berpikir secara kreatif, mendorong anak menyelesaikan masalah
(problem solving), mendorong anak mengeksplorasi dan mengambil risiko yang
sudah diperhitungkan dampaknya bagi anak, menguji solusi suatu masalah, dan
menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, dengan STEAM dan
kurikulum yang disesuaikan ini, siswa Sampoerna Academy mampu mengembangkan
keterampilan 5C (Critical Thinking, Collaboration, Communication, Creativity,
Character).
Frida menggarisbawahi bahwa keterlibatan orang tua merupakan
aspek yang sama pentingnya dengan aspek infrastruktur dan metode pengajaran
pada pengalaman virtual schooling yang sukses. Studi menunjukkan bahwa ada
korelasi positif antara keterlibatan orang tua secara langsung dengan
keberhasilan siswa. Dampak virtual schooling lebih maksimal ketika orang tua
mengambil peran aktif dalam pendidikan anak mereka. Beberapa cara yang bisa
dilakukan misalnya orang tua memeriksa perkembangan anak secara berkala,
terutama di masa minggu pertama hingga bulan kedua berjalannya proses virtual
schooling.
Menurut Frida, beberapa orang tua yang turut berpartisipasi
aktif dalam virtual schooling pun mengapresiasi metode virtual school dan konten
belajar yang kreatif dari tenaga pendidik dari Sampoerna Academy. Bahkan mereka
tidak segan memuji teknologi school dashboard yang memudahkan proses belajar di
rumah. Menanggapi Frida, Nucha Bachri sebagai Chief Content Officer Parentalk
(platform berbasis digital yang berfokus pada konten parenting dan
relationship) menyambut antusias metode STEAM yang diterapkan Sampoerna
Academy.
"Di tengah kondisi yang mengharuskan anak untuk belajar melalui
virtual school, sebagai ibu dan orang tua yang bekerja, saya merasakan betul
kesulitan dan tantangan yang dihadapi terutama bagaimana membuat anak untuk
tetap fokus selama masa pembelajaran daring, sehingga harus mencari cara yang
lebih kreatif dan efektif. Metode STEAM yang diterapkan Sampoerna Academy merupakan
langkah yang tepat dan menarik untuk pengembangan belajar anak meskipun harus
dilakukan secara virtual,” tukasnya.
“Meski orang tua memiliki kegiatan wajib yang dilakukan,
terutama bagi orang tua yang bekerja, kami berharap orang tua tetap dapat bersama-sama
dengan guru untuk memberikan pendampingan dan memainkan perannya agar anak-anak
tetap mendapatkan kualitas pendidikan yang baik seperti ketika mereka belajar
di kelas,” tutup Frida.