GANLOP.COM - Mewadahi keinginan masyarakat Betawi dalam
menghadirkan ruh perjuangan masyarakat Betawi dalam mengisi kemerdekaan, Bamus
Betawi Versi Masyarakat diresmikan dengan mengusung nilai-nilai perjuangan yang
tidak ingin diembel-embeli kepentingan golongan tertentu saja. Pada dasarnya
semangat mendirikan Bamus Betawi versi Masyarakat ini, sejatinya dilaksanakan
jauh hari sebelumnya, namun baru kali ini baru bisa digelar karena lain hal.
Sekretaris Majlis Adat Betawi KH Lutfi Hakim, mengatakan
Bamus Betawi melaksanakan pelantikan Bamus periode 2019-2023. Ini sedianya
dilaksakan pada tahun lalu, namun karena lain hal baru bisa dilaksanakan pada
saat ini.
"Pada dasarnya Bamus Betawi merupakan wadah perjuangan
dan pergerakkan bagi seluruh ormas
Betawi yang ada untuk dapat meberdayakan masyarakat Betawi, melestarikan dan
mengembangkan adat istiadat dan budaya terutama mengawal pelaksanaan perda
nomor 4 tahun 2015 tentang pelestarian kebudayaan Betawi yang sampai hari ini sejak
Gubernur Anies Baswedan menjabat belum juga disempurnakan dengan pergub-pergub
sehingga belum optimal," paparnya kepada awak media, di Padepokan Silat,
TMII, Jakarta Timur.
Menyambut ujaran Sekretaris Majlis, Ketua Umum Bamus Betawi
H. Zainudin mengatakan, memang ada semacam semangat atau dorongan yang kuat
dari mayoritas Betawi di Jakarta, untuk meluruskan gerak Bamus Betawi ke depan.
Sebagai masyarakat adat ibukota dan putra asli daerah orang Betawi merasa
sangat berkepentingan untuk menjaga peradaban adat
istiadat dan budaya orang Betawi.
"Ruh orang Betawi di situ. Kalau ruh peradaban ini
hilang maka kaum Betawi tidak akan seperti sekarang ini," terangnya.
"Kita berterima kasih kepada gubernur sebelumnya yang
telah meletakkan dasar yang kuat dan memenuhi orang Betawi untuk menjadikan
orang Betawi sebgai putra asli daerah dan budayanya diakui sebagai ciri khas
ibukota," tambah pria yang akrab dipanggil H. Oding, ini.
Lebih jauh dia memaparkan, peraturan yang telah dibuat oleh
gubernur sebelumnya belum ditindak lanjuti oleh gubernur yang sekarang,
sehingga dirasakan belum optimal.
"Pergub turunannya belum diterbitkan. Oleh karena dari
semangat itu, giroh semangat orang Betawi ini memunculkan ruh Betawi harus
dihidupkan kembali. Peradabannya harus dihidupkan kembali, akar budayanya harus
dihidupkan kembali. Semua ini menjadi kesadaran yang kuat di dalam tubuh
masyarakat adat Betawi," tandasnya.