GANLOP.COM – Perusahaan ekosistem smart city paling lengkap
di Indonesia, Qlue, memaksimalkan pengolahan dan analisis data dalam
pemanfaatan solusi smart city untuk meningkatkan layanan dan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah, mengurangi biaya operasional, meningkatkan
produktivitas, serta meningkatkan akuntabilitas dan kinerja perusahaan. Dalam
tiga tahun masyarakat telah melaporkan lebih dari 1,5 juta laporan dan telah
memberikan dampak positif di lingkungan.
Menjadi salah satu panelis di acara Indonesia Lokadata
Conference (ILOC) 2019 yang bertajuk “Smart City, Smart Data Analysis”, Founder
dan CEO Qlue Rama Raditya menjelaskan mengenai pentingnya analisis data dalam
mewujudkan sebuah smart city. Dalam diskusi panel tersebut, Rama berbincang
bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Walikota Padang Panjang Fadly
Amran, Kepala Bappenas Danang Rizki Ginanjar, dan Researcher Open Government
Partnership Indonesia Ahmad Faisol.
ILOC 2019 dibuka secara resmi oleh Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo, membahas mengenai isu-isu strategis dalam wacana data:
bagaimana data digunakan untuk mengambil keputusan atau dalam merumuskan
kebijakan. ILOC merupakan konferensi tahunan yang dihelat oleh Lokadata dan
Beritagar.id, bekerja sama dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Kantor Staf
Presiden (KSP).
“Qlue telah menerima lebih dari 1,5 juta laporan masyarakat
di 15 kota melalui aplikasi Qlue, serta mendeteksi lebih dari 5,5 juta objek
mulai dari kendaraan hingga orang melalui computer vision QlueVision, dan
mengintegrasikan lebih dari 1.500 jenis data dalam QlueDashboard dalam tiga
tahun terakhir. Data-data ini telah memberikan dampak positif terhadap
masyarakat dan korporasi multi industri mulai dari mengurangi titik banjir dari
8.000 menjadi 450 titik pada 2017 lalu dengan memanfaatkan data laporan warga
melalui aplikasi Qlue hingga mengurangi biaya operasional perusahaan hingga 50%
melalui peningkatan produktivitas dan akuntabilitas setiap karyawan,” kata
Founder & CEO Qlue, Rama Raditya.
Rama menambahkan, dalam tiga tahun, Qlue bersama Pemprov DKI
Jakarta telah membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
hingga 87%. Pada semester pertama 2019, Qlue menerima 58.762 laporan dengan 91%
laporan ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI Jakarta. Tiga masalah utama yang saat
ini masih dihadapi oleh masyarakat Jakarta adalah sampah liar, iklan liar, dan
parkir liar dengan kontribusi sebesar 54%. Keseluruhan data tersebut dapat
dimanfaatkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk pengelolaan kota cerdas
berkelanjutan dengan melakukan visualisasi data dan informasi yang penting bagi
masyarakat, mulai dari data sebaran penyakit dan pencegahannya, hingga pemetaan
wilayah kriminalitas di DKI Jakarta.
Data dan analisis yang dihasilkan dalam implementasi smart
city juga dapat diaplikasikan ke berbagai sektor. Sebagai contoh, Qlue membantu
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam proses pemulihan paska
bencana dalam banjir Bima pada 2016 silam. Para relawan banjir menggunakan Qlue
untuk melakukan pemetaan kerusakan fasilitas umum dan kebutuhan pengungsi
dengan cara pelaporan melalui aplikasi Qlue. Metode ini mampu mempercepat
proses pemulihan kota Bima hingga 90% dalam tiga minggu, dari yang biasanya
rata-rata berlangsung hingga dua bulan. Sejak saat itu, Qlue terus mendukung
BNPB dalam setiap kegiatan pemulihan paska bencana.
Qlue juga menjadi salah satu pembicara di pertemuan bisnis
IoT se-Asean tahun ini, yaitu The 32nd Asia IoT Business Platform, yang digelar
di Jakarta, pada 29 Agustus 2019. Asia IoT Business Platform adalah platform
bisnis yang menjadi wadah untuk mempertemukan para pemangku kepentingan di
industri Internet of Things (IoT), seperti pemerintah, pelaku bisnis, pembuat
solusi, dan penyedia infrastruktur, yang berada di kawasan-kawasan Asean.
Direktur Asia IoT Business Platform, Irza Suprapto,
menjelaskan “Survei kami di Indonesia dan Thailand menunjukkan jika 78,6%
perusahaan setuju untuk terhubung dan menggunakan otomatisasi, analisis data,
dan berbagai solusi digital lainnya dalam meningkatkan efisiensi proses dan
operasional perusahaan mereka. Untuk itu, The 32nd Asia IoT Business Platform
bertujuan untuk mendiskusikan permasalahan di bidang IoT, serta mendorong
berbagai inisiatif dalam adopsi dan implementasi IoT, termasuk membangun
kota-kota pintar berbasis teknologi,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Founder & CEO Qlue, Rama
Raditya menjelaskan, saat ini teknologi telah mengalami evolusi yang sangat
pesat, sehingga mendorong para pelaku bisnis untuk terus melakukan inovasi.
Karena inovasi teknologi, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (artificial
intelligence/AI) dan IoT, telah mengubah cara kerja tradisional dalam mengambil
keputusan atau melakukan bisnis. Qlue hadir untuk membantu transformasi di berbagai
instansi, baik swasta maupun pemerintah, dalam memanfaatkan inovasi di bidang
AI dan IoT untuk mempercepat perubahan positif.
“Solusi teknologi kami seperti QlueVision, produk AI yang
diimplementasikan di sistem CCTV untuk mengenali objek secara otomatis,
QlueWork, aplikasi mobile untuk mengatur dan mengkoordinasikan pekerja di
lapangan, dan QlueDashboard, platform integrasi data yang memberikan laporan
secara real-time, bisa membantu para pemimpin dalam mengumpulkan data dan
mengidentifikasi masalah di lapangan secara cepat, efektif, dan akurat,” kata
Rama.
Sebagai perusahaan yang menawarkan ekosistem smart city di
Indonesia, yang juga memiliki berbagai solusi pintar dengan implementasi yang
luas, Qlue berharap dapat mempercepat perubahan positif di seluruh dunia,
dimulai dari Indonesia. Solusi smart city dari Qlue dapat membantu instansi
pemerintahan dan bisnis untuk berani berubah dan berkembang mengikuti zaman dan
tren teknologi, dan membantu merealisasikan Indonesia sebagai smart
collaborative nation.